Mina-san, omata hee!

Kembali lagi dengan saya yang tengah menikmati waktu liburnya di tengah-tengah padatnya aktifitas kerja. Memasuki bulan Maret, udara mulai menghangat, dan sakura akan bermekaran di bulan April.

Sekian intro pembukanya, sekarang mari ke inti bahasan; ulasan.

Kali ini saya akan mengulas sebuah film Korea yang baru saja saya tonton kemarin sambil makan grilled cheese yang dibuat sendiri, dimakan sendiri. Perks of living alone. Awal saya tertarik menonton film ini adalah karena ini film humu, karena film ini dibintangi oleh Lee Jae-joon.

Night Flight (2014)

236FED3A53E4351D1D

Bagi yang belum tau siapa Jae-joon, beliau ini adalah lawan main Terada Takuya, pada drama korea yang berjudul The Lovers. Drama ini akan diulas di postingan yang berbeda, maka itu izinkan saya mengulas film ini terlebih dahulu.

Sinopsis: Yong-joo (Kwak Si-yang) merupakan seorang murid berprestasi yang diasuh oleh sang ibu yang berperan sebagai orang tua tunggal. Ia memiliki dua orang sahabat yang salah satunya masih dekat dengannya kala SMA; Ki Taek (Choi Joon-ha). Seorangnya lagi adalah Gi-woon (Lee Jae-joon) yang merupakan sahabatnya sedari SMP namun mereka berdua menjauh ketika memasuki SMA.

Gi-woong merupakan kebalikan dari Yong-joo. Ia kepala gang anak-anak berandal yang kerap menggunakan Ki Taek sebagai sasaran tinjunya. Suatu malam, ketika Gi-woon dikejar oleh berandal, ia merampas sepeda Yong-joo yang kebetulan melintas demi melarikan diri. Setelahnya, ia tidak mengembalikan sepeda tersebut yang membuat Yong-joo mengikutinya, agar Gi-woon mengembalikan sepedanya tersebut.

Alasan lain Yong-joo mengikutinya adalah ia menyukai Gi-woon dan ingin mengungkapkan perasaannya tersebut.

Komentar:

S P O I L E R   A L E R T

Alur cerita ini sangat sederhana. Berbasis school-life, Night Flight boleh dibilang merupakan cerita seorang remaja gay yang mencari cara mengungkapkan perasaan kepada temannya yang straight dan mencari cara bagaimana ia bisa menempatkan diri pada society.

243E573853FE71152A

Yong-joo, merupakan anak yang jujur dan ekspresif dalam mengungkapkan perasaanya. Ia tidak segan mengajak Gi-woon yang rajin bolos sekolah untuk kembali bersekolah. Namun di sisi sempurna nya sebagai murid teladan yang memiliki cita-cita untuk melanjutkan kuliah di Seoul University, ia memiliki sisi sebagai seorang gay. Ia sudah lama menyukai Gi-woon dan tidak bisa mengungkapkan jati dirinya kepada siapapun.

Gi-woon, adalah seorang berandal yang tidak peduli aturan. Ia bekerja paruh waktu dalam dunia gelap untuk menghajar orang-orang dan menerima uang dari hasil pekerjaanya tersebut. Ia juga berusaha menemukan sang ayah yang kabarnya sudah meninggal ketika di penjara, namun nyatanya sang ayah bekerja pada sebuah lokasi konstruksi bangunan secara diam-diam tanpa kembali pada keluarganya lagi.

Dalam film ini, sekolah digambarkan sebagai tempat yang tidak menyenangkan. Sekolah hanyalah sebuah tempat dimana murid harus melanjutkan kuliah dan belajar secara serius, tanpa mempedulikan latar belakang dan masalah apa yang dialami sang murid. Alih-alih berkonsultasi, guru-guru hanya meminta murid-muridnya untuk belajar tanpa menimbulkan permasalahan, meski kasus bullying sangat kental dalam film ini.

2014032101562_0

Meski Yong-joo tidak mengungkapkan identitasnya kepada siapapun, ia tidak sendirian. Ia memiliki seorang teman yang juga gay; Song Jun-woo. Jun-woo adalah teman gay nya yang beda sekolah. Ia menasihati Yong-joo; apabila lelaki yang ia ungkapkan perasaanya lantas muntah setelah menerima pernyataan cintanya, maka laki-laki itu tidak pantas menerima cintanya.

Night Flight adalah nama sebuah gay bar yang tidak lagi terpakai, yang menjadi tempat dimana Yong-Joo dan Jun-woo menghabiskan waktu, mengkritisi masyarakat dan lari dari kenyataan.

Berbekal usaha nekat, Yong-joo lalu mengungkapkan perasaanya kepada Gi-woong. Ia bahkan menciumnya. Gi-woong yang lantas bingung itu pun berlari menjauh, lalu muntah dalam perjalanannya melarikan diri dari Yong-joo. Tak hanya itu, ia pun tidur dengan seorang wanita untuk menjelaskan kepada dirinya sendiri kalau ia tidak gay. Ia bahkan rela mengembalikan sepeda Yong-joo agar temannya itu tidak mengikuti dirinya lagi.

Meski para pemeran kebanyakan dikisahkan sebagai murid SMA, namun hubungan manusia dalam film ini boleh dibilang cukup rumit. Joon-woo tidak berpacaran dengan Yong-joo, karena ia tahu temannya itu menyukai Gi-woon; lelaki straight. Ia pun menolak untuk tidur dengan Yong-joo, karena sebagai gay pun Joon-woo memiliki harga diri. Yong-joo adalah karakter anak SMA kebanyakan; belajar mati-matian untuk menampilkan kesan berprestasi demi menutupi identitasnya sebagai penyuka sesama jenis. Ia manut terhadap sistem sekolah yang tidak peduli apapun selain terhadap murid berprestasi. Sedang Gi-woon adalah sosok anak yang tidak bisa jujur terhadap dirinya sendiri. Ia diam kala Yong-joo kerap menanyakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya.

a1b469ed81b7c5c9612def5717050de7

Latar cerita tempat ini pun boleh dibilang sangat realistis. Maksudnya, tidak seperti kebanyakan drama korea yang saya tonton–tempat ideal untuk jatuh cinta dengan konsep dimana Korea sebagai tempat yang memiliki safety (apa ya, anteikan gitu, kayak ekosistem masyarakat yang memiliki kesejahteraan dan keamanan), dalam cerita ini, Korea (yang engga tau sebelah mananya) digambarkan sebagai tempat yang lusuh dan penuh dengan ketidak-aturan. Jangan harap melihat jajaran toko dengan brand ternama dalam film ini, lalu lintas pun agaknya jarang sekali selain motor dan gang sempit pusat pertokoan yang kusam. Namun pada tempat seperti ini, munculnya cinta adalah sesuatu hal yang membuat saya termenung. Cinta dapat muncul dimana saja. Tidak hanya pada tempat yang terlihat romantis, namun juga pada tempat yang realistis.

Tengah awal film ini boleh dibilang monoton. Namun saya rasa ini demi membangun fondasi cerita dan latar belakang para tokoh secara mendalam. Semuanya dibalikkan pada tengah akhir cerita. Sekolah diceritakan mengetahui identitas Yoong-joo sebagai seorang gay, dan Gi-woon diminta keluar dari sekolah karena ia kerap bolos dan mengundang pertengkaran dengan guru.

Yong-joo yang begitu hancur dengan terungkapnya rahasia yang ia simpan rapat, meminta Gi-woon untuk tetap bersama dengannya. Bahkan ketika Yong-joo dihajar oleh kelompok gang yang dipimpin oleh Gi-woon, Gi-woon tidak segan untuk melawan demi menyelamatkan sd card Yong-joo yang diambil oleh kawanan gang tersebut.

Jae-joon di sini, kumisan dan brewokan (dan sialnya) mirip dengan kecengan yang ingin sekali dihapuskan wajahnya dari ingatan.

nightflight3

Hubungan Yong-Joo dan Gi-woon di sini, merupakan hubungan manusia yang sama-sama tidak memiliki tempat dalam komunitas, lalu pada akhirnya mereka saling menyelamatkan satu sama lain. Yong-joo yang meminta Gi-woon untuk tersenyum seperti pada saat mereka masih SMP, dan Gi-woon meminta Yoon-joo untuk tetap bersamanya ketika Yoon-joo dipindahkan sekolah pada sebuah tempat yang jauh.

Sedikit sekali kata-kata yang terucap diantara mereka, saya merasakan chemistry tanpa kata diantara keduanya. Ada hubungan yang tidak bisa begitu saja mereka buang meski perkataan tidak menjadi penyambung diantara mereka, seperti saat Gi-woon tidak lantas menjauhi Yong-joo begitu saja bahkan setelah Yong-joo menciumnya.

Meski alur cerita boleh dibilang sederhana, namun ada adegan dimana hati saya hancur ketika menontonnya. Seperti ketika akhirnya Yong-joo mengacuhkan Gi-woon karena ia tahu Gi-woon tidak akan membalas perasaannya, maupun ketika Gi-woon datang ke sekolah tiba-tiba untuk menghajar teman-temannya demi mendapatkan sd card Yong-joo kembali.

Adegan kematian pun bikin saya deg-degan, saat Yong-joo sempat berusaha bunuh diri setelah ia diperkosa oleh teman-teman Gi-woon, atau Gi-woon mempertaruhkan nyawanya demi membalikkan tubuh untuk tersenyum pada Yong-joo.

Meski memiliki  ending yang sama seperti kebanyakan drama korea; kentang. Namun akhirnya membuat saya lega akhirnya mereka berdua satu frame dan menangis bersama sebagai manusia yang tidak ingin berpisah. Meski ‘aku cinta kamu‘ tidak terucap diantara keduanya hingga akhir, namun scene ini saya nilai pas untuk menutup dan menyimpulkan hubungan seperti apa yang ada di antara mereka ke depannya.

Lagu dari band indie yang mengiringi scene berubah menjadi gelap pun membawa perasaan hancur ini menuju tempat yang tenang karena cukuplah hati saya melihat yang hancur-hancur minggu ini.

night2bflight2bmovie2bposter2b20142bsi-yang2bkwak2c2bjae-joon2blee2c2bjun-ha2bchoi2c2bchang-hwan2bkim2c2bik-joon2blee2c2bin-ki2bjung2c2bhyun-sung2bkim-42b900x620

Memang seperti filmnya, saya tidak mampu menggambarkan kata-kata apa yang pas untuk review film ini, namun hanya dengan menontonnya, saya harap pembaca memiliki perasaan yang sama dengan saya ketika menontonnya; diantara dua manusia ada hubungan tanpa kata yang mampu membuat kita saling menguatkan. Maka itu, manusia satunya lagi itu siapa, saya belum ketemu sepertinya.

Rating: ☆☆☆☆

current song:
current mood: kenyang
location: Flower Heights 1

-Ijou!-