august holding the man

Minna-san, ohayou gozaimasu!

Kembali lagi dengan saya, Aiko!
Lagi kepikiran buat nulis, tapi ngga tau mau nulis apa. Rencananya mau rekomendasi, tapi bingung mau rekomendasi apa. Ada sih lagu, bagus, lagi sering saya dengerin akhir-akhir ini. Tapi malas nulis liriknya ehehehe, jadinya cuma dimasukin ke dalam Top Recommended Songs versi saya yang kayaknya bakalan rutin publish meski ngga tiap bulan. Nemuin lagu enak itu susah you know.

Akhirnya, menunggu waktu sahur, saya menonton sebuah film yang secara tak sengaja saya download saat browsing film-film jaman doeloe di situs torrent (hahah). Sahur? Yup, saya menulis ini tepat sebulan yang lalu. Tapi karena mau nulis bau-bau ehem, makanya dipending dulu. Ngga appropriate lah.

Tahu judul di atas?

Mari kita bahas. Tapi, menurut saya, lebih baik nonton filmnya dulu tanpa baca sinopsisnya. Lebih uwah dan banyak kejutan 😉
Hati-hati spoiler.

Holding-the-Man-2015
Holding The Man (2015) adalah sebuah film karya Neil Armfield, yang diangkat dari sebuah memoar klasik dengan judul yang sama karya Timothy Conigrave pada tahun 1995. Mengisahkan Tim, sang penulis dengan John Caleo–pria yang dicintai Tim selama 15 tahun.

Saat temen-temen menonton film ini, di awal scene, kita akan mendapati Tim yang berenang di pantai di Italia. Narasi suara Tim yang mengisyaratkan kerinduannya akan John, dan saat seorang concierge hotel memanggilnya, itu semua membuat saya berfikir kalau ini adalah sebuah kisah cinta yang tak terungkap, yang terpisahkan, tragis. Dimana Tim masih merindukan, dan bercerita banyak hal pada John yang tidak berada di sisinya.

Tak lama kemudian, scene akan berganti ke era sekitar 1970an dimana Tim masih seorang anak sekolah yang mengikuti klub teater, dengan John yang merupakan kapten american football di sekolahnya di Australia. Saya mendapati awal filmnya cukup boring dimana menurut saya pertemuan Tim dan John a little bit alot, dan tipikal komik cewek.

Sampai akhirnya, saya baru ngeh saat Tim yang selesai tampil pada drama teater Romeo dan Juliet di sekolahnya, digodai oleh teman-temannya yang menyebutkan dirinya ‘hamil’ di loker sekolah. Tim lalu bertemu kembali dengan John yang ternyata tengah cedera dan menggunakan tongkat penyangga karena kakinya di gips.

Dari situ, mereka akrab pada kelas geografi yang diikuti oleh keduanya.

Hingga pada suatu malam John menelpon Tim, dan Tim menyatakan perasaannya lalu mengajaknya berkencan dan John menerimanya, mereka pun akhirnya menjalin hubungan yang terbilang tak biasa. John yang masih merasa aneh, lalu menolak saat Tim mengajaknya pada hubungan intim. Tim merasa bersalah lalu akhirnya menulis surat yang diselipkan di bawah tempat pensil John. Namun sayangnya, surat yang terkesan romantis untuk kalangan pertemanan antar laki-laki tersebut, diketahui oleh pastor sekolah yang menyarankan mereka untuk berhenti.

Namun hubungan Tim dan John tidak berhenti sampai di situ, bahkan ketika kedua pihak orang tua mereka mengetahuinya, dan orang tua John mengurungnya untuk tidak bertemu dengan Timothy, John kembali pada Timothy, sampai akhirnya mereka masuk Universitas bersama, dan mengikuti komunitas gay di kampus.

Setelah menyelesaikan studinya di kampus, Tim melanjutkan pendidikannya pada sebuah sekolah Teater di Sydney. Hingga pada tahun 1985 mereka berdua divonis menderita AIDS. John pun menderita kanker yang disebabkan oleh AIDS yang dideritanya, dan Tim yang perlahan mulai kehilangan kontrol sendinya pun dengan setia merawat John meski dirinya sendiri pun membutuhkan perawatan.

Dan di sinilah saya mulai menangis, dan ini masih setengah jalan filmnya. Masih ada setengah film lagi, tapi saya udah banjir airmata.

tuzki60Tau kenapa. Baper kalik.

Ending film ini di luar ekspektasi saya. Yang saya kira sekelas unrequited love, ternyata lebih dari itu. Di film ini, Neil Armfield menggambarkan sexual orientation anak-anak remaja usia sekolah, penuntutan hak kaum gay pada masa itu, penolakan dari kedua orang tua mereka, dan pada akhirnya kembali pada penggambaran hubungan mereka.

Apa yang saya suka dari film ini adalah pengambilan scenery dan ekspresi dari pemeran Tim–Ryan Corr, dan pembawaan karakter-karakter pemerannya selama rentang 15 tahun. Mulai dari masa sekolah, masa kuliah, sampai akhirnya mereka dewasa. Selain itu hubungan kimia antara aktor Ryan Corr dan Craig Stott luwes sekali. Seperti membawa Tim dan John hidup kembali. Dari keseluruhan film ini, cuma satu yang tidak saya suka; gaya rambut John yang……. gitu deh. Mungkin iya, gaya pas tahun 70an, tapi itu yang bikin John kayak cewek dan eugh banget. Emang pada dasarnya Aiko ngga suka sama cowok gondrong, meski gondrongnya Tim di sini termaafkan, tapi gondrongnya John, tidak.

tuzki65“Lah abang Barnes?”

Cuma suka versi Sergeant James Barnes nya aja. Di Civil War aja sebenernya males liat gondrong sama brewoknya.

tuzki73“Segitu gondrong sama brewok aja masih baper, gimana cepak kumis tipis ya??”

Tapi overall, it’s a good movie. bintang 4.

current mood: sleepy
current song: Kobukuro – I LOVE YOU
location: Home desu!

-Ijou!-